
Keraton Yogyakarta secara resmi mengizinkan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), subholding dari PT PLN (Persero), untuk memanfaatkan lahan Sultan Ground dan Tanah Kas Desa dalam pengembangan ekosistem Bio Massa.
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam mendukung program cofiring pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) demi mewujudkan target net zero emission (NZE) pada 2060.
PLN EPI bersama Keraton Yogyakarta telah menjalankan Program Desa Berdaya Energi sejak Februari 2023. Mereka menanam 100.000 bibit tanaman energi di Kelurahan Gombang, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. Jenis tanaman meliputi kaliandra merah, gamal, indigofera, dan gmelina.
“Keraton Yogyakarta mendukung penuh program ini karena mampu memberikan manfaat lingkungan dan ekonomi langsung kepada masyarakat,” ungkap Perwakilan Keraton Yogyakarta Raden Mas Gusthilantika Marrel Suryokusumo.
Selasa (27/5/2025), ia membuka pelatihan menjaga dan merawat tanaman Bio Massa di Kalurahan Gombang.
Ia menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam siklus ekonomi berkelanjutan melalui pemanfaatan lahan milik keraton untuk kepentingan rakyat. Jika program ini berhasil maka tanah SG ataupun tanah kas desa yang lain bisa dimanfaatkan untuk hal serupa.
Biomassa menjadi solusi energi terbarukan yang kami kembangkan melalui program cofiring PLTU. Sejak 2018, PLN telah menerapkan cofiring di 36 unit PLTU dengan produksi energi bersih mencapai 575,4 GWh dan penurunan emisi sebesar 570 ribu ton CO2 ekuivalen,” jelas Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, Selasa (27/5).
PLN EPI juga telah melatih masyarakat dalam hal perawatan tanaman, pemasaran digital, dan membentuk rumah pembibitan. Rumah pembibitan ini menghasilkan 4.700 bibit baru yang dibeli kembali oleh PLN untuk penanaman lanjutan.
Selain sumber energi, tanaman biomassa juga bermanfaat sebagai pakan ternak. Mamit menyampaikan bahwa hasil dari panen daun menjadi makanan kambing perah yang jumlahnya kini bertambah 9 ekor di Gombang.
“Kami sudah menjalankan program ini selama tiga tahun. Saat ini pohon biomassa sudah mencapai tinggi empat meter dan siap untuk proses pruning pada bulan Juni. Kami terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi hingga mencapai target 3 juta ton biomassa pada 2025 dan 10 juta ton pada 2030,” tambahnya.
Pengembangan ini tidak hanya menargetkan ketersediaan pasokan biomassa untuk cofiring. Namun, ini juga membuka potensi pemanfaatan lain seperti bahan pewarna batik dan pakan ternak.
PLN EPI dan Keraton Yogyakarta juga berencana memperluas program ini ke kelurahan lain yang memiliki potensi lahan kritis sebagai sumber biomassa.
Dengan keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan penuh dari Keraton Yogyakarta, ekosistem Bio Massa berbasis energi terbarukan ini menjadi model pengembangan energi berkelanjutan dan ekonomi sirkular pertama di Yogyakarta.
*riha/ pjmi/ wi/ nf/ 270525
Views: 15