Puncak Temu Pendidik Nusantara XI: Otonomi Guru dalam Belajar

Posted by : wartaidaman 06/11/2024

 

WARTAIDAMAN.com   

 

 

Puncak Temu Pendidik Nusantara XI (TPN XI) sukses digelar di Pos Bloc Jakarta pada Sabtu (2/11), mempertemukan lebih dari 2500 guru secara langsung dan 1000 peserta nonton bareng di 30 daerah. Dengan tema “Pemimpin Pendidikan Berdaya”, acara ini menghadirkan rangkaian sesi inspiratif, diantaranya talkshow pendidikan, kelas debat, kelas pendidik, kelas penggerak, pameran karya murid, dan Pasar Solusi Pendidikan.
TPN XI semakin bermakna dengan kehadiran berbagai pihak, diantaranya Iwan Syahril (Dirjen PAUD & Dasmen Kemendikdasmen), Dewi Sandra, Tya Ariestya Abdel Achrian dan anaknya, Delisha, dan 100 lebih guru dari berbagai daerah yang menjadi pembicara, bahkan dari daerah 3T.
Bukik Setiawan, ketua Yayasan Guru Belajar, menjelaskan, transformasi cara belajar guru terjadi di TPN karena TPN memberi kepercayaan pada guru untuk menjadi pembicara.
“Era sebelum TPN, berbagai macam kegiatan membahas soal guru, termasuk seminar, simposium dan lainnya, tapi minim mempercayakan guru sebagai pembicara. Di TPN yang diselenggarakan sejak tahun 2014, guru bukan sekadar mendengar tapi juga didengar, guru layak menjadi narasumber, jadi sumber belajar untuk guru lainnya,” terang Bukik.
Selain itu, di TPN, peserta juga mendapat otonomi untuk menentukan menu belajarnya sendiri. Ada banyak opsi kelas dan mereka dapat memilih kelas mana yang ingin diikuti menyesuaikan kebutuhan masing-masing.
Kelas Debat: Guru Punya Perspektif yang Seharusnya Didengarkan Pemangku Kebijakan
Total 32 tim dari berbagai daerah berbagi perspektif mengenai isu terkini dalam pendidikan di kelas debat. Dengan topik beragam mulai dari pemerataan akses pendidikan melalui zonasi hingga Ujian Nasional, diskusi ini memperlihatkan pandangan kritis yang jarang diungkapkan di ruang formal.

Setiap argumen yang disampaikan menjadi cerminan pengalaman nyata guru di lapangan, menunjukkan bahwa mereka adalah pihak yang paling memahami apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sesi ini menggambarkan adanya urgensi untuk mendengarkan dan mempercayai suara guru.
“Bagi tim yang berdebat, ini adalah proses belajar, mereka mendapatkan umpan balik dari lawan debat bahkan juri, tim akan melengkapi dan memperkuat argumennya. Bagi penonton debat, ini kesempatan untuk memperkaya perspektif, memantik percakapan lanjutan,” jelas Bukik.
50 Guru Naik Kapal dari Sulawesi Selatan untuk Belajar di Puncak TPN XI
Ada cerita inspiratif di balik ribuan peserta yang hadir di Puncak TPN XI. Lima puluh peserta asal Bantaeng, Sulawesi Selatan, berangkat sejak Rabu pagi karena harus melalui perjalanan darat dan laut selama tiga hari dua malam.
Lima belas di antara peserta adalah pihak dinas pendidikan yang mendampingi termasuk kepala dinas. “Sebenarnya kami ingin urunan membiayai tiket pesawat kepala dinas, tapi ditolak. Katanya kalau kami naik kapal ya bapak juga naik kapal, bahkan maunya kamar juga yang ekonomi,” ungkap Rifal, anggota Komunitas Guru Belajar Nusantara Kabupaten Bantaeng, yang menjadi koordinator rombongan.
“Selama di perjalanan banyak nasehat dan semangat dari bapak kadis. Ketika di Puncak kami harus menyebar ke semua kelas agar saat pulang bisa buat sesi berbagi dari apa yang kami dapatkan di sini. Untuk yang ikut debat juga ditekankan yang penting banyak belajarnya dari argumen tim lain,” tambah Rifal.
Tahun ini bukan pertama kalinya bagi Rifal merasakan puncak acara TPN, pengalaman tahun lalu membuatnya ketagihan untuk terus belajar di forum ini. Menurutnya, ada banyak insight baru dari sesama guru meskipun dari daerah yang berbeda.
“Sejak tahun lalu, saya sudah bertekad, setiap Puncak TPN saya harus ikut karena pasti akan selalu ada hal baru yang bisa saya dapatkan, saya mau upgrade diri,” tutup Rifal.

Yayasan Guru Belajar adalah lembaga philanthropic intermediary yang memberdayakan guru menjadi penggerak perubahan melalui kolaborasi beragam organisasi penggerak: keguruan, kepemimpinan, jaringan sekolah/madrasah. Yayasan Guru Belajar bergerak melalui Kampus Guru Cikal, Kampus Pemimpin Merdeka, dan Cerita Guru Belajar, serta berkolaborasi aktif dengan Teach First Indonesia.

RELATED POSTS
FOLLOW US