RM Triyanto Prastowo Dukung Penataan Dalam Keraton Terkait UNESCO

Posted by : wartaidaman 25/05/2025
Gambar atas kanan: Panggung Krapyak
Gambar atas tengah: Tugu Yogyakarta
Gambar atas kiri: Plengkung Gading
Gambar tengah kanan: Gunung Merapi
Gambar tengah: Sumbu Filosofi
Gambar tengah kiri: Pantai selatan Jogja
Gambar bawah kanan: Raden Mas Triyanto Prastowo
Gambar bawah kiri: Kraton Yogyakarta
 
WARTAIDAMAN.com 

 

 

Raden Mas Triyanto Prastowo selaku turun temurun Sultan Hamengkubuwono VII keluarga Keraton Yogyakarta, mendukung penataan kawasan Plengkung Gading di Yogyakarta.  Plengkung Gading adalah bagian dari rencana penataan Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Sumbu Filosofi Yogyakarta telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO dengan nama “The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks”. Ini adalah konsep penataan ruang di Keraton Yogyakarta yang mencerminkan daur hidup manusia dan pertukaran nilai-nilai kepercayaan. Sumbu Filosofi ini meliputi Tugu Pal Putih, Keraton, dan Panggung Krapyak, serta memiliki makna filosofis yang mendalam.

“Saya memberikan dukungan kuat dengan adanya penataan didalam wilayah Kraton salah satu penutupan plengkung gading” kata RM Triyanto Prastowo sewaktu PJMI bertandang kekediamannya beberapa hari lalu.

Dia meminta agar warga masyarakat dapat memahami dengan ditutupnya Plengkung Gading yang selama ini pihaknya selaku keluarga besar Kraton Ngayogyakarta sudah memberikan kenyamanan kepada pengguna jasa lalu.

“Wajar khan dengan ditutupnya Plengkung Gading. Semisal anda punya rumah khan wajar rumah anda harus diberi pagar demi keamanan. Begitu juga dengan lingkungan kraton” kata purnawirawan Polisi itu.

Terlepas dari persoalan itu, Plengkung Gading punya sejarah panjang dan memiliki makna penting bagi keluarga Kraton Ngayogyakarta, khususnya bagi Sultan Hamengkubuwono I setidaknya hingga ke IX.

Data Unit Kerja Dokumentasi Publikasi Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, Kraton Ngayogyakarta sebenarnya memiliki lima gerbang utama.

Dari lima Plengkung yang ada, dua saja yang bentuknya masih asli, yakni Tarunasura atau Wijilan dan Nirbaya atau Gading.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta menyatakan akan memberlakukan moratorium atau penghentian sementara pemberian izin pembangunan hotel baru di kawasan inti (core zone) Sumbu Filosofi.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengimbau para pengelola hotel untuk tidak lagi merencanakan pembangunan di kawasan zona inti Sumbu Filosofi yang mencakup area kanan dan kiri jalur yang membentang lurus mulai dari Tugu Pal Putih, Malioboro, Keraton Yogyakarta, hingga Panggung Krapyak. (Ridar)

Views: 26

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *