ADA YANG JAUH LEBIH PENTING DARI SEKEDAR BOIKOT BARANG PRODUK ‘ISRAEL’

Posted by : wartaidaman 15/11/2023
WARTAIDAMAN.com 

 

Oleh: H. J. FAISAL  |  

Kaum Yahudi ‘Israel’ mungkin hanya tertawa saja melihat berbagai macam gerakan boikot warga dunia terhadap produk-produk perusahaan milik mereka, atau perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan mereka (BDS Movement).

Kalaupun memang ada imbasnya terhadap pendapatan income perusahaan-perusahaan tersebut, mereka pun pastinya sudah memperhitungkan kerugian maksimal yang akan mereka terima. Tetapi, apakah mereka akan diam saja melihat segala macam gerakan perlawanan umat Islam terhadap mereka? Tentu saja tidak.

Perusahaan-perusahaan milik kaum Yahudi ‘Israel’ tersebut kebanyakan bukanlah perusahaan-perusahaan ‘kaleng-kaleng’ yang baru bisa ‘bernafas’. Perusahaan-perusahaan milik ‘Israel’ atau yang berafiliasi dengan ‘Israel’ tersebut adalah perusahaan-perusahaan yang sudah lama hidup, dan sudah lama ‘menguasai’ dunia. Bahkan perusahaan-perusahaan tersebut mayoritas sudah berumur ratusan tahun.

Lihat saja bagaimana Perusahaan Coca Cola yang telah berdiri sejak tahun tahun 1886, misalnya. Atau perusahaan Unilever yang sudah berdiri sejak tahun 1929, dan kini sudah menguasai hampir 40% produk toiletries di seluruh dunia. Atau perusahaan makanan Mc Donald yang sudah berdiri di awal tahun 1950-an, dan telah menguasai sekitar 20% bisnis property di Amerika. Dan masih banyak lagi contoh perusahaan-perusahaan ‘dewasa’ milik ‘Israel’ dan afiliasinya tersebut.

Ini artinya, ketika mereka menghadapi gerakan-gerakan boikot seperti yang sedang dilakukan oleh warga dunia, yang disebabkan oleh segala macam tindakan kejahatan kemanusiaan ‘Israel’ terhadap rakyat Palestina saat ini, sejatinya mereka sudah mempunyai pengalaman untuk mengantisipasinya.

Karena sudah sejak lama mereka telah mendukung Israel, dan mereka telah merasa berhasil dengan dukungannya itu, terbukti dengan semakin meluasnya wilayah pendudukan ‘Israel’ terhadap Palestina, yang artinya juga sejak itu pula mereka telah mempunyai pengalaman yang matang dalam menghadapi tindakan resistensi dari warga dunia yang mendukung kemerdekaan rakyat Palestina, dengan gerakan boikot, divestasi, dan sanksi mereka.

Maka tidaklah mengherankan, jika para pengamat ekonomi dunia dan mayoritas pengamat ekonomi dari Indonesia sendiri yang pesimis dengan keberhasilan gerakan boikot ini.

Sesungguhnya, jika kita pikirkan secara mendalam, bahwasannya jika pemikiran umat Islam dunia hanyalah masih sekitar tindakan boikot tentang produk atau barang-barang buatan perusahaan-perusahaan Yahudi ‘Israel’ itu saja, maka sejatinya masih terdapat kepicikan dan kemunafikan dalam proses berpikir umat Islam dunia saat ini.

Artinya, bagaimana bisa kita mengalahkan Israel dari sisi ekonomi, pendidikan, politik, dan pemikiran, jika sistem yang kita gunakan dalam berekonomi, dalam berpendidikan, dan dalam berpolitik dan bernegara kita sehari-hari adalah sistem yang diciptakan oleh mereka (baca: Yahudi ‘Israel’ dan seluruh negara-negara, serta tokoh-tokoh pendukungnya).

Dan bagaimana bisa kita mengalahkan pemikiran Yahudi ‘Israel’ dalam segala sendi kehidupan kita sebagai umat Islam, jika sistem pemikiran yang kita gunakan adalah berasal dari sistem pemikiran yang mereka gunakan?

Sekali lagi, kaum Yahudi dan kaum orientalis Barat sesungguhnya tidak akan pernah perduli dengan berkurangnya pendapatan perusahaan-perusahaan mereka dari gerakan boikot sesaat kaum muslimin dunia, atau seluruh warga dunia sekalipun.

Mengapa demikian? Ya, karena para kaum orientalis dan kaum Yahudi tersebut sesungguhnya telah menciptakan sebuah sistem perdagangan dunia, sebuah sistem pendidikan dunia, dan sebuah sistem demokrasi dan politik dunia yang sudah sangat kuat, dan sudah mendarahdaging dalam pengunaannya di seluruh negara-negara dunia saat ini. Bahkan termasuk negara-negara muslim itu sendiri.

Sistem perdagangan bebas, sistem ekonomi kapitalis, sistem pendidikan dunia yang liberal dan sekuler, sistem demokrasi liberal yang ‘nikmat’, serta isu perubahan iklim dunia yang selalu mereka hembuskan yang sesungguhnya hanya untuk menutupi jejak ganas dan liar mereka dalam mengeksplorasi alam secara gila-gilaan, sesungguhnya merupakan sistem-sistem kehidupan buatan barat dan Yahudi, yang telah ‘dinikmati’ oleh hampir 95% negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, dalam kurun waktu 150 tahun belakangan ini.

Jadi, kurangnya pendapatan mereka dari sisi ekonomi karena tindakan-tindakan boikot warga dunia, tidak akan menjadi masalah bagi mereka, selama sistem sesat yang telah mereka buat dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, dan pemikiran-pemikiran tersebut, masih tetap digunakan dan dinikmati oleh seluruh warga dunia.

Logika sederhananya adalah, jika seluruh warga dunia, termasuk umat Islam-nya, masih menggunakan sistem kehidupan dan pemikiran yang berasal dari mereka, itu artinya mereka masih merasa ‘menang’ dan merasa tetap menguasai dunia secara substansial.

Inilah juga yang menyebabkan mengapa sesungguhnya negara-negara Islam di jazirah Arab di dunia, tidak pernah bisa bersatu dalam hal membela Palestina. Karena sebagian besar negara-negara Arab yang sudah menerapkan sistem kehidupan yang serba liberal di negara mereka saat ini, pastilah akan tetap ‘berkiblat’ kepada Isarel, Amerika, dan negara-negara Barat lainnya sebagai bapak moyang penghasil ideologi liberalisme dan sekulerisme tersebut.

 

Dengan demikian, jika kita ingin memenangkan pertempuran dengan kaum Yahudi dan kaum orientalis Barat maka dengan segala kesadaran iman dan kesadaran berpikir yang masih dimiliki oleh seluruh umat Islam di dunia ini, marilah kita satukan pemikiran kita memboikot segala macam sistem kehidupan dan seluruh pola pemikiran kaum Yahudi dan Barat tersebut, untuk kembali kepada pemikiran dan sistem kehidupan yang telah Allah Ta’alla dan Rasul-Nya berikan kepada kita, yaitu pemikiran dan sistem kehidupan yang sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam.

Resistensi terhadap gerakan kembali kepada sistem Al Qur’an dan As-sunnah ini pastinya akan selalu ada dari sesama umat muslim itu sendiri, karena tidak dekatnya mereka dengan Al Qur’an sebagai kitab suci mereka sendiri. Juga dikarenakan telah terlenanya saudara-saudara kita sesama muslim terhadap sistem kehidupan dan pemikiran yang telah diciptakan oleh kaum Yahudi dan Barat tersebut.

Perang pemikiran yang saat ini terjadi di antara kaum intelektual muslim dengan kaum Yahudi dan Barat akan semakin terus ‘mengganas’. Karena itulah diperlukan kekuatan pemikiran bagi para generasi muda Islam untuk menghadapinya.

Artinya, diperlukan juga dukungan dari para generasi tua Islam dalam mendukung para generasi mudanya untuk mengalahkan sistem dan pemikiran kaum orientalis Yahudi dan Barat, agar umat Islam dunia kembali kepada sistem kehidupan Islam dan pemikiran Islam yang membawa keselamatan, dan bukan kehancuran, seperti yang telah tercipta dari sistem kehidupan buatan Yahudi dan dunia Barat saat ini.

Wallahu’allam bisshowab

Jakarta, 15 November 2023

*Pemerhati Pendidikan dan Sosial/ Sekolah Pascasarjana UIKA Bogor/ Anggota PJMI

 

 

 

 

 

 

 

Views: 11

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *