
WARTAIDAMAN.com
Dr.H.M.Suaidi,M.Ag
Imam Nawawi mendifinisikan ;
الامل : توقع حصول الشيء واكثر مايستعمل فيما يستبعد حصوله
Ber angan angan atau berimajinasi terjadinya sesuatu ,tapi istilah ini lebih sering digunakan untuk sesuatu yang kemungkinannya kecil untuk diraih.
Sebuah studi dari Penn State University menemukan bahwa 91% dari hal-hal yang dikhawatirkan oleh partisipan tidak menjadi kenyataan.
Fakta ini membuktikan betapa kuatnya pengaruh imajinasi negatif terhadap kesejahteraan mental manusia.
Jalani hidup dengan kesadaran penuh
Bisa membedakan antara kenyataan dan ketakutan buatan. Dengan mengenali bahwa penderitaan sering kali bersumber dari pikiran sendiri, seseorang dapat mengambil langkah untuk mengubah pola pikirnya dan hidup lebih tenang.
Korban penderitaan berasal bukan dari apa yang terjadi, tetapi dari apa yang kita bayangkan akan terjadi hal ini mendorong seseorang untuk hidup di masa kini dan tidak membiarkan bayangan masa depan menguasai kehidupannya.
Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin menjelaskan panjang angan angan (thulul amal) adalah penyakit ganas. Penyakit panjang angan ini akan menggiring manusia kepada berbagai kerusakan dan empat dosa.
Pertama, jika panjang angan, Imajinasi kamu akan malas melakukan ibadah dan ketaatan, pada akhirnya akan meninggalkan ibadah. Nafsu akan berkata, Aku akan melakukan ibadahnya nanti karena waktu di hadapanku masih panjang, aku tidak akan ketinggalan.
Kedua, jika kamu panjang angan imajinasi , kamu menunda-nunda tobat karena merasa umurnya masih panjang. Nafsu berkata, Aku akan bertobat nanti, waktunya masih lama, aku masih muda dan pintu tobat itu masih terbuka, aku sanggup melakukannya kapan saja aku mau.
Ketiga, jika kamu panjang angan imajinasi, kamu akan lebih bersemangat mencari kekayaan dan harta dunia daripada berbuat untuk akhiratnya. Dia akan mengatakan, “Aku takut miskin di masa tuaku, disaat aku sudah tak sanggup lagi berusaha. Maka aku harus mendapatkan harta banyak sekarang yang dapat aku simpan untuk berjaga-jaga kalau aku sakit, tua atau jatuh fakir.” Sikap semacam ini menggerakkan hati kita cenderung kepada dunia dan terlalu berambisi terhadapnya.
Keempat, jika kamu panjang angan imajinasi , akan menyebabkan hati menjadi keras dan lupa kepada akhirat. Sebab jika kamu mengangankan hidup yang lama, maka kamu tidak ingat kepada kematian dan kehidupan di alam kubur.
Sebagaimana dikatakan oleh Ali Bin Abi Thalib, “Sesungguhnya yang paling aku takuti terhadap kalian itu ada dua, yaitu panjang angan dan mengikuti kehendak nafsu. Ketahuilah bahwa panjang angan itu menyebabkan lupa kepada akhirat, sedangkan mengikuti hawa nafsu itu menghalangi kita dari melihat kebenaran.
*anwi/ pjmi/ wi/ nf/ 010525
Views: 40