
WARTAIDAMAN.com
Dr.H.M.Suaidi,M.Ag.
Di masa digital (media sosial) saat ini, perasaan tersinggung sering kali menjadi reaksi instan. Komentar negatif, perbedaan pendapat, atau sekadar candaan bisa memicu kemarahan. Namun, orang bijak tidak mudah tersinggung—dan justru di situlah letak kekuatannya.
Allah ‘Azza wa Jalla telah memuji kaum mukminin yang bertakwa dengan sifat-sifat mulia yang cukup banyak, salah satunya mampu menahan amarah, gemar memaafkan orang yang salah, dan membalas keburukan orang dengan kebaikan.
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
Salah satu kutipan terkenal dari Epictetus berbunyi:
Jika seseorang mengatakan hal buruk tentangmu, dan itu benar, perbaikilah dirimu. Jika itu tidak benar, tertawalah.
Apakah kita tersinggung dan marah ketika fisik kita dihina. Karena gemuk atau pendek Adakah kita tersinggung jika direndahkan status sosial kita. Atau kita tersinggung ketika merasa tidak diperlakukan dengan layak.
Sungguh seorang mukmin bukanlah orang yang mudah tersinggung dan lantas marah. Hanya urusan-urusan tertentu saja yang bisa menyinggung hatinya. Dengan demikian, kadar tersinggungnya seseorang sebenarnya bisa memperlihatkan juga kadar keimanannya.
Orang yang memiliki keimanan pada Allah maka akan menyadari bahwa ia sebenarnya tak memiliki apapun selain titipan Allah semata. Nah atas dasar ini, ketika ia dihina fisiknya, alih-alih tersinggung… Seorang mukmin sejati akan merasa kasihan pada orang yang menghina karena telah merendahkan ciptaan Allah.
Perlu disadari bahwa mudah tersinggung merupakan indikasi bahwa:
1. Memandang diri sendiri terlampau tinggi, sehingga langsung tersinggung ketika ada yang merendahkan
2. Keinginan dipandang baik di hadapan manusia
3. Porsi dunia masih cukup besar di hati kita
4. Hati ini masih kurang lapang untuk memaafkan
Meskipun manusiawi, tetapi perasaan tersinggung perlu dikelola alias dimenej agar tidak menodai pengakuan iman kita pada Allah. Mengaku beriman tapi kok gampang tersinggung, rasanya kurang sesuai.
Rasulullah saw menjelaskan tentang keutamaan orang yang dapat menahan amarahnya,
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ
Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik) yang ia inginkan.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Muga Bermanfaat *******
*anwi/ pjmi/ wi/ nf/ 160625
Views: 7