
WARTAIDAMAN.com
Dr. H.M.Suaidi,M.Ag.
Menurut para sufi adalah perjalanan mendaki, yang membutuhkan tekad kuat karena banyak rintangan dan rayuan. Jejak langkah para sufi adalah jalan khusus yang berat untuk diikuti, namun tidak mustahil menapakinya.
Ulama Sufi yang bernama Abu Jazirah melukiskan bahwa tahap pertama perjalanan menuju Allah dinilai sebagai perjalanan mendaki yang sulit, terasa sempit, dan berliku.
Selain itu, terdengar pula suara yang menakut-nakuti agar jangan melanjutkan perjalanan. Rayuan agar melakukan tindakan menyimpang pun juga terdengar.
Naluri spiritual manusia pasti berhasrat untuk menjumpai Allah SWT Hasrat yang kerap disebut sebagai eros religious atau hasrat keagamaan ini tak bisa dinafikkan. Siapa pun akan memiliki hasrat tersebut untuk merasakan yang Ilahi.
Hujjatul Islam Imam al-Ghazali menjelaskan tujuh jalan untuk menuju Allah dalam bukunya Mi’rajus Salikin yang berarti perjalanan salik atau pencari kebenaran. Masing-masing tingkatan dijelaskan berdasarkan argumentasi tersendiri. Kemampuan sang Imam menyusun dalil diakui umat Islam di zamannya, sehingga dia diberi gelar dalil/argumentasi Islam yang dalam bahasa Arab disebut hujjatul Islam.
Mi’raj merupakan bagian dari kumpulan risalah singkat al-Ghazali atau Majmuatur Rasail al-Ghazali . Bagian pertama berbicara mengenai tahapan menuju Allah. Manusia selalu dihalangi oleh hijab, sehingga sulit untuk sampai kepada Yang Ilahi. Ada banyak hijab, salah satunya adalah keyakinan sesat. Sang Imam mengutip firman Ilahi,
اَوْ كَظُلُمٰتٍ فِيْ بَحْرٍ لُّجِّيٍّ يَّغْشٰىهُ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ سَحَابٌۗ ظُلُمٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍۗ اِذَآ اَخْرَجَ يَدَهٗ لَمْ يَكَدْ يَرٰىهَاۗ وَمَنْ لَّمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهٗ نُوْرًا فَمَا لَهٗ مِنْ نُّوْرٍ.
Atau, (amal perbuatan orang-orang yang kufur itu) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang yang di atasnya ada awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya, ia benar-benar tidak dapat melihatnya. Siapa yang tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun.
Agar dapat mencapai ma’rifatullah, pengetahuan Allah, maka seseorang dapat mendalami dan menghayati alam. Di dalamnya terdapat makna ilahiah. Orangorang berakal dapat memahami berbagai fenomena yang ada di alam, yang menunjukkan keagungan Sang Pencipta. Karena itulah Allah berfirman, Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi (QS Yunus ayat 101.
قُلِ انْظُرُوْا مَاذَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَا تُغْنِى الْاٰيٰتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُوْنَ
Katakanlah (Nabi Muhammad), Perhatikanlah apa saja yang ada di langit dan di bumi!” Tidaklah berguna tanda-tanda (kebesaran Allah) dan peringatan-peringatan itu (untuk menghindarkan azab Allah) dari kaum yang tidak beriman.
Bagian ini juga menjelaskan tentang tubuh manusia beserta masing-masing fungsinya yang berkaitan dengan pen cerenaan. Al-Ghazali menjelaskan bagai mana gizi yang terkandung dalam makanan dicerna oleh organ-organ tubuh.
Imam al Ghozali menjelaskan tentang jiwa manusia. Pada bagian ini dia menjelaskan sikap tegasnya yang menolak pemikiran tentang jiwa manusia yang abadi. Dia tetap pada pendirian bahwa yang abadi hanya Allah semata. Bahwa jiwa manusia adalah ciptaan yang bersifat sementara.
والله اعلم
*aw/ pjmi/ wi/ nf/ 240325
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Ayoo...Bantu Bangun Kembali Masjid Palestina Rp.10.000 Insyaa ALLAH cukup, mau lebih bagus, mau rutin lebih bagus untuk berdonasi aman, klik link di bawah ini https://lazisdmi.com/campaign/bantu-bangun-kembali-masjid-palestina?ref=1hhm4
BACA JUGA :
LAZIS DMI Luncurkan Gerakan Nasional “Infaq 10rb untuk Bangun Kembali 100 Masjid di Gaza” Ajakan untuk Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid di Bulan Ramadhan
Views: 7