
WARTAIDAMAN.com
Oleh : Dr. Didi Junaedi, M.A.
(Dosen Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon)
Ketika di pesantren dulu, ada materi tentang kalimat-kalimat bijak, ungkapan-ungkapan penuh hikmah, yang selalu membuat saya terkesan. Salah satu ungkapan hikmah yang membuat saya terkesan sampai saat ini adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Arab yang berbunyi: “al-Waqtu atsmanu min al-dzahabi” (waktu lebih berharga daripada emas).
Sebuah ungkapan singkat, namun sarat makna. Ya, jika kita renungkan, waktu memang sangat berharga. Ia lebih berharga dari emas murni sekali pun, bahkan lebih berharga dari mutiara paling mahal yang ada di dunia ini. Kenapa demikian? Emas murni ataupun mutiara, betapa pun mahalnya, masih ada nilai atau harga maksimal yang membatasinya. Tetapi waktu, tidak ada batas harga, serta tak ternilai.
Seseorang yang memiliki emas murni yang mahal, atau mutiara yang sangat tinggi harganya, kemudian hilang, masih ada kemungkinan untuk mendapatkannya lagi, masih bisa untuk membelinya kembali sebagai ganti yang hilang. Tetapi, seseorang yang kehilangan waktu, walau sedetik saja, tidak akan mampu mendapatkan kembali waktunya yang telah hilang dan berlalu itu.
Ironisnya, seseorang lebih sedih kehilangan harta yang dimilikinya, baik berupa uang, perhiasan, kendaraan atau yang lainnya daripada kehilangan waktu. Padahal uang masih bisa dicari, perhiasan masih bisa dibeli, pun kendaraan masih bisa didapatkan lagi, tetapi waktu yang telah berlalu dan hilang tidak pernah bisa dibeli untuk dikembalikan lagi.
Betapa banyak kita jumpai dalam kehidupan ini, orang-orang yang membuang-buang waktu yang sangat berharga itu dengan hal-hal yang sia-sia. Detik demi detik, menit demi menit, bahkan hari demi hari berlalu begitu saja tanpa makna. Padahal, kelak kita akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah tentang waktu yang kita lalui selama di dunia.
Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah Saw menegaskan, “Tidak akan bergeser telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ditanya empat perkara: tentang umurnya dihabiskan untuk apa, usia mudanya digunakan untuk apa, hartanya darimana didapatkan dan kemana ia peruntukkan, dan tentang ilmunya apa yang sudah ia amalkan.” (HR. Al-Tirmidzi)
Pesan Rasulullah Saw tersebut hendaknya menyadarkan kita, betapa berharga dan tak ternilainya waktu yang kita miliki. Setiap detik yang kita lalui lebih mahal dan lebih berhraga dari permata paling mahal sekalipun. Karena waktu adalah investasi atau modal yang diberikan Allah Swt kepada kita.
Betapa banyak orang yang menyesal di kemudian hari karena abai dan lalai memanfaatkan waktu. Betapa banyak ayat di dalam al-Qur’an yang menggambarkan penyesalan orang-orang yang ketika di dunia menyia-nyiakan waktu. Mereka habiskan masa hidup di dunia untuk mencari kesenangan sesaat yang semu, dan melupakan kebahagiaan hakiki nan abadi. Penyesalan mereka sudah terlambat, dan tak bisa diperbaiki lagi. Karena Allah Swt sudah memanggilnya kembali ke haribaan-Nya.
So, senyampang kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, jangan kita sia-siakan waktu yang sangat berharga ini. Jadikan setiap detik yang kita lalui sebagai investasi akhirat, yang akan kita nikmati kelak ketika kita dipanggil untuk mempertanggungjawabkan semua aktivitas kita di dunia di hadapan Sang Pemilik waktu, Allah Swt.
*Ruang Inspirasi, Sabtu, 10 Mei 2025.
*edvj/ pjmi gl/ wi/ nf/ 110525
Views: 23