Sensasi Satria Pratama: Bandol Diundang ke Istana Langit Timur

Posted by : wartaidaman 16/07/2025

 

WARTAIDAMAN.com   

 

 

Satria duduk di salah satu cafe di Stasiun Gambir. Pesan makan soto dan minum teh manis panas tapi gulanya sedikit. Satria pandangannya kosong menatap smartphone miliknya.

‘Kebiasanku sudah diketahui sama Dosi rupanya. Bagaimana mungkin aku bisa konsentrasi mengolah diksi, kalau setiap saat ada cling mengisi.

Tanpa mengolah diksi, hidup tak lagi berarti.

Namun kalau tak bisa konsentrasi, bagaimana bisa muncul artikel berisi.

Belum lagi setiap saat, tak kenal waktu dan tempat, tapi dapat dipastikan akan ada Dosi.’ Lamun Satria

‘Ya Dosi.

Dosi yang tadinya mampu membuat Satria Pratama berani memulai hidup lagi, Dosi yang tadinya membuat rambut Satria Pratama mudah disisir karena lurus dan halus, kini berubah menjadikan rambut Satria Pratama mudah sekali tegak, walaupun rambut Satria sudah cepak.

Ya. Dosi sekarang bukan lagi penambah semangat tetapi justru sering menjadi momok, apalagi kalau Satria lagi pengin konsentrasi mengolah diksi.

Tidak ada lagi tempat kondusif sekalipun yang tak bisa dijangkau Dosi.’ Lamun Satria melambung.

Jadi sekali ini Satria memilih Stasiun Gambir untuk mencoba konsentrasi. Satria berharap Dosi tidak akan segara minta bergabung, kalau tahu Satria berada di Gambir.

Dosi kurang suka naik kereta, karena Satria suka naik bus. Jadi Dosi pun jadi suka naik bus.

‘Naik bus malam antar kota memang mempunyai sensasi yang beda dari pada naik kereta. Dalam perjalanan naik bus malam dapat saja dijumpai beragam masalah menyangkut manusia, yang dapat menjadi ide-ide besar untuk dirubah menjadi artikel yang mantap.’ Pikir Satria.

‘Tapi mungkin nanti aku akan segera ketahuan Dosi.’ Pikir Satria lagi.

Oleh karena itu pilihan Satria Pratama pun mantap pergi ke Gambir, mencari ide untuk menulis, hanya supaya tidak diganggu Dosi!

“Sat.”

Lamunan Satria mendadak hilang, mendengar ada suara yang memanggilnya. Untuk sesaat Satria bengong. Tatapan matanya yang tadi kosong, jadi kabur, Satria seolah melihat sekelilingnya menjadi buram.

‘Bagaimana Dosi bisa sampai ke sini. Tanpa kontak-kontak lagi. Masya Allah, Tuhan apa yang sedang terjadi? Ada apa dengan makhlukMu yang hina ini?

“Satria. Bukankah anda Satria Pratama. Ya. Tidak salah lagi, rambut cepak anda itulah salah satu cirinya. Mirip sekali dengan Avatar yang anda gunakan pada akun Satria Pratama. Kenalkan saya Andri Sipil.” tiba-tiba ada seorang laki-laki berperawakan kecil, namun dari wajahnya nampak kalau dia orang cerdas.

Andri Sipil, katanya. Sebentar Satria pernah mendengar nama itu disebut-sebut, kalau tidak salah orang cerdas dan cerdik, pandai mencari solusi pada saat problem besar muncul dan merasuk ke dalam hati. Andri Sipil. Ya. Dia pemenang lomba menulis fiksi.

“Betul. Andri Sipil, ya. Sudah jarang muncul di dumay!” seru Satria.

“Duduklah, kalau ada waktu, mari kita kopdar di sini. Pengin sih ketemu Andri, tapi belum kenal orangnya. Kebetulan kok justru ketemu di sini.” Lanjut Satria.

“Hiya nih janjian sama teman tapi dari tadi belum juga kelihatan batang hidungnya. Itu pemilik Istana Langit Timur. Pernah tahu kan Pemilik Istnana Langit Timur?” Tanya Andri Sipil sambil duduk di depan meja tempat Satria duduk. Andri mengambil posisi duduk saling berhadapan dengan Satria.

“Pemilik Istana Langit Timur? Sepertinya pernah dengar dengan nama itu. Keren deh. Eh, Andri mau pesan apa?” Balas Satria.

“Pemilik istana langit Timur itu punya proyek di Lampung, walaupun sebetulnya kampungnya di sini!” seru Andri Sipil sambil menyodorkan sebuah buku.

Satria melihat dan menerima buku pemberian Andri Sipil, kemudian membaca judulnya, Mandeh Aku Pulang, karya Iskandar Zulkarnaen.

“Wah buku pak Is, rupanya. Lama Satria ingin membaca buku karangan Pak Is ini Andri!” seru Satria kegirangan.

“Kalau hanya membaca tetapi tidak pergi ke daerahnya ya kurang afdol, Satria. Anda akan menjadi penulis hebat lagi, kalau mau mencoba pergi ke sana. Apalagi sahabatku Pemilik Istana Langit Timur pasti akan membantumu, kalau nanti Andri yang rekom.” Kata Andri.

“Onde mande. Mande Aku Pulang. Istana Langit Timur. Bukankah itu sobat Ando Ajo. Satria ingat sekarang.” teriak Satria kegirangan.

Satria seperti melihat peluang besar bertemu dengan Pemilik Istana Langit Timur. Kalau perlu Satria akan berkunjung ke sana.

“Andri, bisa bantu Satria pergi ke Istana Langit Timur?” bola mata Satria nampak berbinar.

 

oleh: MJK, jurnalis PJMI.

 

 

 

 

 

*mjkr/ pjmi/ wi/ nf/ 160725 

 

Views: 52

RELATED POSTS
FOLLOW US

One thought on “Sensasi Satria Pratama: Bandol Diundang ke Istana Langit Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *