WARTAIDAMAN.com
Dr.H.M.Suaidi,M.Ag.
Pesantren menjadi agen perubahan karena santrinya dididik dengan nilai-nilai agama dan kemasyarakatan yang moderat, toleran, serta memiliki kapasitas intelektual dan moral untuk membawa kebaikan.
Melalui pendidikan yang holistik, pesantren membentuk santri yang siap menghadapi tantangan dunia modern, bukan hanya sebagai objek perubahan, melainkan sebagai penggerak perubahan sosial yang positif di masyarakat.
Bagaimana Pesantren Berperan sebagai Agen Perubahan?
Pembentukan Karakter dan Moral.
Pesantren menanamkan karakter yang kuat, spiritualitas, dan mental baja kepada santri, yang kemudian menjadi modal utama untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran) dalam masyarakat.
Pengembangan Intelektual dan Keterampilan Modern:
Pesantren, terutama yang modern, tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga sains, teknologi, bahasa, dan ekonomi, mempersiapkan santri untuk memahami dan berkontribusi pada isu-isu kontemporer seperti AI dan keamanan siber.
Menjadi Katalis Perubahan Sosial:
Santri dilatih menjadi agen perubahan yang mampu mendorong masyarakat ke arah yang lebih baik. Mereka diharapkan menjadi tulang punggung perubahan positif, bukan hanya korban dari dinamika kehidupan yang cepat berubah.
Penyebaran Nilai Toleransi dan Kedamaian:
Pesantren menyebarkan dakwah yang menekankan nilai-nilai toleransi, kedamaian, dan keadilan, sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika dan multikulturalisme Indonesia.
Peran dalam Dakwah dan Pelayanan Masyarakat:
Selain berfungsi sebagai lembaga pendidikan, pesantren juga menjadi lembaga sosial dan dakwah yang melayani masyarakat, memberikan nasihat, dan membantu kebutuhan spiritual serta sosial warga.
Mencetak Tokoh Bangsa:
Melalui lembaga-lembaga seperti NU dan organisasi santri, alumni pesantren telah terbukti mampu menjadi pemimpin dan membawa perubahan signifikan di Indonesia, seperti Gus Dur dan KH. Ma’ruf Amin.
*anwi/ wi/ nf/ 270825
Views: 18
