
WARTAIDAMAN.com
Rumah terakhir yang ditinggali Bandol masih sering dikunjungi orang. Namun rumah itu kosong, tidak ada penghuninya. Tetangga yang ditanya orang-orang tentang Bandol, lebih sering menggelengkan kepalanya.
Bahkan mereka juga tampak bengong ketika orang-orang itu menyebut suatu nama. Tapi terkadang tersenyum dan menganggukan kepala ketika diperlihatkan foto Bandol. Walaupun kemudian kembali bingung, kalau ditanya Satria Pratama.
Foto dan orang yang mereka kenal adalah Bandol. Bukan Satria Pratama. Lama kelamaan semakin jaranglah orang yang mencoba kembali ke rumah Bandol.
Sampai pada suatu hari, ada seorang Ustad Beken datang ke rumah itu. Sang Ustad memperhatikan rumah Bandol dengan seksama. Kemudian bertanya kepada tetangga Bandol yang kebetulan berada di sana. Ustad tersebut tersenyum lebar, kemudian mengacungkan jarinya, berkali-kali.
Tetangga Bandol tampak tersipu malu. Namun lebih sering menggelengkan kepala.
Jari-jari Ustad diacungkan secara berurutan seperti hitungan, satu jari, dua jari, tiga jari. Namun tetangga Bandol selain tersipu, menggelengkan kepala, bahkan malah membuka ke dua telapak tanganhya berkali-kali, seolah ingin mengatakan banyak sekali.
Tidak hanya satu kali, dua kali atau hanya tiga kali.Ustad tadi tersenyum lebar, kemudian menjabat ke dua tangan tetangga Bandol. Sambil tidak lupa, memberikan setumpuk kertas, sambil menunjuk-nunjuk ke beberapa tempat.
Tetangga Bandol menerima pemberian Ustad itu, sambil memperhatikan gambar yang terdapat pada kertas itu. Gambar wajah Sang Ustad Beken, dengan latar belakang simbol parpol serta tulisan besar dan jelas UG 4 DKI 1.
Beberapa sahabat komunitas dumay Bandol, bahkan sempat kopdar membincangkan hilangnya Bandol. Dari comunity, the club sampai rombal (rombongan orang berakal) beberapa kali mengadakan kopdar, mereka prihatin dengan tidak ada beritanya Bandol. Dari kontak Line, whatsap, sampai sekedar sms yang dikirim untuk melacak di mana posisi Bandol. Tidak satu pun ada yang berhasil.
Bandol betul-betul hilang seperti ditelan bumi.
Namun kegiatan kopdar mereka tidak berkurang, bahkan tambah sering dan berpindah tempat atau kota. Maksud dan tujuan mereka sekalian mencari dan memberikan info perkembangan hasil sounding dalam rangka menemukan Bandol. Sampai ketika ada yang membisikkan konon ada Ustad Beken yang punya usulan menarik untuk diperhatikan. Memang Ustad Beken tersebut, ditenggarai punya maksud-maksud tertentu, dalam usulannya menemukan Bandol.
Beberapa kelompok dumay, memandang usulan tersebut masuk akal dan dapat diterima serta harus segera ditindak-lanjuti. Kelompok lain, merasa usulan itu tendensius, tidak murni lagi, untuk mencari Bandol. Lagian masak mencari Bandol kok pakai pesta kebun!
“Kalau sampai Bandol kita temukan berdasarkan proposal yang diajukan Ustad Beken itu, maka kita sepakat akan menjadi cyber army bagi usaha Ustad untuk menggoda Parpol supaya mengusung Ustad menjadi DKI1.
Bagaimana kawan-kawan? Apakah kita dapat meyepakati hal ini?” salah seorang peserta kelompk dumay itu menggiring opini.
“Untuk Bandol kita lakukan usaha apa pun. Ada harga bagi suatu usaha. Jangan sampai Bandol terasing sendirian, seperti korban pembajakan. Sementara kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Tidak ada lagi yang bisa kita coba, selain menjalankan proposal ini. Banyak sudah usaha yang kita lakukan.
Berbagai alternatif sudah dicoba, tetapi semuanya menemui jalan buntu.
Bandol seperti hilang ditelan bumi.
Apa pun, demi Bandol kita dukung.
Temukan Bandol sekarang juga!” seru peserta lainnya.
“Tapi kawan-kawan jangan lupa, ada udang di balik batu, dari usulan Ustad untuk menemukan Bandol.
Kita semua digiring untuk membantu dia menjadi DKI1,” sela salah seorang dari mereka.
“Jangan ada tapi-tapi an lagi. Kita dukung orang yang dapat mencari Bandol. Lagian kan baru nyalon. Belum tentu menang lagi. Kita perlu Bandol sekarang atau kita akan kehilangan Bandol untuk selama-lamanya!” tegas peserta lain.
“Kita cari Bandol sekarang juga. Kita temukan Bandol sekarang juga. Kita dukung UG 4 DKI1!” kompak mereka berseru.
UG 4 DKI1 UG 4 DKI1 UG4DKI1
oleh: MJK, jurnalis PJMI.
*mjkr/ pjmi/ wi/ nf/ 130725
Views: 29
One thought on “Sensasi Satria Pratama: Bandol Hilang Ditelan Bumi”