
Dr.H.M.Suaidi,M.Ag.
Salah satu petuahnya adalah tentang bagaimana menyikapi perdebatan, khususnya dengan orang bodoh.
Pendapat Imam Syafi’i banyak jadi rujukan pada ulama, bahkan kata-katanya atau syair darinya bisa menjadi acuan dalam bersikap. Salah satunya adalah sikap saat berdebat dengan orang bodoh.
Tidak Mencari Kemenangan
Mengutip Syarah Diwan Imam Asy Syafi’i oleh Muhammad Ibrahim Salim, pernah suatu ketika Imam Syafi’i berdebat dengan orang jahil dan mereka mengira telah mengalahkannya. Padahal pada saat itu Imam Syafi’i mengalah.
Dalam sebuah syair Imam Syafi’i mengatakan, Aku mampu berhujjah dengan sepuluh orang berilmu, tapi aku kalah pada satu orang jahil (bodoh) karena ia tidak tahu akan landasan ilmu.
Imam Syafi’i mampu berdiskusi dengan 10 orang berilmu, namun kalah jika harus berdebat dengan orang bodoh yang merasa paling tahu. Mengutip buku Empat Imam Madzhab yang Mempengaruhi Dunia oleh Ilham Wahyudi, berdiskusi dengan ahli ilmu berkemungkinan akan mendapat ilmu baru. Sedangkan, berdebat dengan orang bodoh yang tidak mempuyai landasan keilmuan hanya akan membuang waktu. Hal ini karena mereka biasanya enggan mendengarkan pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapatnya.
dalam kitab Tawali Ta’sis oleh Ibnu Hajar Al-Asqolani, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa beliau memang tidak berdebat untuk mencari kemenangan. Imam Syafi’i menegaskan :
مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا قَطُّ إِلاَّ أَحْبَبْتُ أَنْ يُوَفَّقَ وَيُسَدَّدَ وَيُعَانَ وَيَكُوْنَ عَلَيْهِ رِعَايَةٌ مِنَ اللهِ وَحِفْظٌ وَمَا نَاظَرْتُ أَحَدًا إِلاَّ وَلَمْ أُبَالِ بَيَّنَ اللهُ الْحَقَّ عَلَى لِسَانِيْ أَوْ لِسَانِهِ
Tidakkah aku berdebat kecuali berharap agar lawan debatku diberi taufiq dan pertolongan serta dijaga oleh-Nya. Dan tidak pula aku berdebat kecuali aku tak menghiraukan apakah Allah menampakkan kebenaran lewat lisanku atau lisannya.
Diam dan Tidak Menanggapi
Saat menghadapi perdebatan dengan orang-orang bodoh, Imam Syafi’i memberikan saran untuk diam dan tidak menanggapi. Diam adalah penyelamat, dibandingkan diteruskan tidak menyelesaikan masalah. Berikut kata Imam Syafi’i dalam syairnya:
ﺍِﺫَﺍ ﻧَﻄَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻔِﻴْﻪُ ﻭَﺗُﺠِﻴْﺒُﻬُﻔَﺦٌﺮْﻳَ ﻣِﻦْ ﺍِﺟَﺎﺑَﺘِﻪِ ﺍﻟﺴُّﻜُﻮْﺕُ
Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi.
ﻓَﺎِﻥْ ﻛَﻠِﻤَﺘَﻪُ ﻓَﺮَّﺟْﺖَ ﻋَﻨْﻬُﻮَﺍِﻥْ ﺧَﻠَّﻴْﺘُﻪُ ﻛَﻤَﺪًﺍ ﻳَﻤُﻮْﺕُ
Artinya: Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.
ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﺳَﻜَﺖَّ ﻭَﻗَﺪْ ﺧُﻮْﺻِﻤَﺖْ ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻬُﻤْﺎِﻥَّ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺏَ ﻟِﺒَﺎﺏِ ﺍﻟﺸَّﺮِ ﻣِﻔْﺘَﺎﺡُ
Apabila ada orang bertanya kepadaku, jika ditantang oleh musuh, apakah engkau diam. Jawabku kepadanya, Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan ada kuncinya
Sikap diam terhadap orang yang jahil adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan.
Kemudian, Imam Syafi’i mengibaratkan diam seperti singa yang ditakuti. Dalam syairnya, beliau mengatakan:
أَما تَرى الأُسدَ تُخشى وَهِيَ صامِتَةٌ
وَالكَلبُ يخسى لَعَمري وَهوَ نَبّاحُ
Apakah kamu tidak melihat seekor singa ditakuti lantaran ia pendiam. Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong.
Sikap Imam Syafi’i jika diajak berdebat dengan orang jahil bersikap diam itu lebih baik.
Muga bermanfaat.
*aw/ pjmi/ wi/ nf/ 120225