Kata Bijak Ibnu Atha’illah dalam Kitab Hikam

Posted by : wartaidaman 08/02/2025
 
WARTAIDAMAN.com 

 

 

Dr.H.M.Suaidi,M.Ag.

 

Syaikh Ibnu Atha’illah penyusun kitab Hikam memberikan panduan untuk mendapatkan kedamaian dalam mensikapi takdir dari Allah SWT. Dengan memahami dan menghayati pesan-pesan beliau, kita dapat belajar untuk hidup dengan ikhlas dan tawakal, menerima setiap keadaan dengan kelapangan hati. Diantaranya ungkapan dari Syaikh Ibnu Atha’illah adalah:

إرادَتُكَ التَّجْريدَ مَعَ إقامَةِ اللهِ إيّاكَ في الأسْبابِ مِنَ الشَّهْوَةِ الخَفيَّةِ، وإرادَتُكَ الأَسْبابَ مَعَ إقامَةِ اللهِ إيّاكَ فِي التَّجْريدِ انْحِطاطٌ عَنِ الهِمَّةِ العَلِيَّةِ.

Keinginanmu untuk meninggalkan sebab-sebab duniawi ketika Allah SWT. telah menempatkanmu di dalamnya adalah nafsu tersembunyi. Sebaliknya, keinginanmu untuk terlibat dalam sebab-sebab duniawi ketika Allah SWT telah menempatkanmu dalam keadaan bebas dari sebab-sebab tersebut adalah penurunan dari semangat yang tinggi.

Syaikh Ibnu Atha’illah mengajarkan beberapa hikmah yang sangat penting:

1. Pemahaman Tentang Posisi dan Peran .

Syaikh Ibnu Atha’illah menekankan bahwa setiap orang ditempatkan oleh Allah dalam posisi dan peran tertentu dalam kehidupan ini. Ada kalanya kita berada dalam keadaan yang membutuhkan usaha dan keterlibatan dalam sebab-sebab duniawi. Pada saat lain, kita mungkin ditempatkan dalam keadaan yang lebih fokus pada pengabdian dan ibadah yang lebih langsung kepada Allah SWT. Menginginkan sesuatu yang berlawanan dengan keadaan yang telah Allah tetapkan untuk kita adalah bentuk ketidakpuasan yang berasal dari nafsu tersembunyi.

2. Ikhlas dan Tawakal

Keikhlasan dan tawakal menjadi inti dari ajaran ini. Ketika Allah menempatkan kita dalam keadaan yang memerlukan usaha duniawi, kita harus ikhlas menjalaninya dan melakukan yang terbaik tanpa mengeluh. Sebaliknya, ketika kita berada dalam keadaan yang lebih bebas dari sebab-sebab duniawi, kita harus menerima dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menginginkan keadaan yang berbeda menunjukkan kurangnya keikhlasan dan tawakal dalam menerima takdir Allah.

3. Menghindari Nafsu Tersembunyi

Ungkapan ini juga mengingatkan kita untuk selalu introspeksi dan menyadari adanya nafsu tersembunyi dalam diri kita. Keinginan untuk meninggalkan sebab-sebab duniawi ketika Allah SWT menempatkan di dalamnya bisa jadi bukan murni karena cinta kepada Allah, melainkan karena ketidakpuasan atau keinginan yang tersembunyi. Demikian pula sebaliknya, keinginan untuk terlibat dalam sebab-sebab duniawi ketika Allah SWT. telah memberikan kesempatan untuk fokus pada ibadah adalah penurunan dari semangat dan tujuan yang lebih tinggi.

4. Kesadaran Akan Takdir Allah SWT.

Terakhir, ungkapan ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesadaran akan takdir Allah. Setiap keadaan yang kita hadapi adalah bagian dari takdir Allah yang harus diterima dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Menentang atau menginginkan keadaan yang berbeda dari yang Allah SWT. tetapkan hanya akan menjauhkan kita dari rasa syukur dan ridha kepada-Nya.

Nasihat syaikh Ibnu Atha’illah memberikan panduan yang sangat berharga tentang bagaimana kita seharusnya menyikapi takdir dan peran yang Allah tetapkan . Keikhlasan, tawakal, kesadaran akan nafsu tersembunyi, dan penerimaan terhadap takdir Allah SWT. adalah kunci untuk menjalani hidup dengan penuh makna dan kedekatan kepada Allah. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari ajaran beliau dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Muga bermanfaat.

 

 

 

*aw/ pjmi/ wi/ nf/ 080225

Views: 45

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *