Refleksi Sumpah Pemuda ke 97 Tahun, Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu

Posted by : wartaidaman 29/10/2025

 

WARTAIDAMAN.com   

 

 

Oleh : Virgianto S.

 

Setiap tanggal 28 Oktober bangsa Indonesia selalu memperingati hari Sumpah Pemuda dan di tahun 2025 ini, Sumpah Pemuda sudah memasuki usia 97 tahun lamanya. Jika kita merefleksikan kembali akan peristiwa sejarah terbentuknya Sumpah Pemuda yang menjadi sebuah tonggak pergerakan untuk mencapai Kemerdekaan Republik Indonesia. Maka kita kembali melihat semangat awal pergerakan ini pada tahun sebelumnya terjadi, dimana sebuah Ikrar di ucapkan oleh para pemuda-pemuda tersebut.

Dengan lahirnya Budi Utomo tahun 20 Mei 1908 yang juga dijadikan hari kebangkitan Nasional setiap tahunnya oleh bangsa Indonesia mempunyai benang merah sejarah, dimana rentang 20 tahun telah mengugah pemikiran bagaimana perkembangan kesadaran nasionalisme dari tahap kesadaran kedaerahan menuju persatuan nasional yang utuh. Dan Budi Utomo menjadi pelopor yang mengawali gerakan perjuangan para pelajar dengan cara baru, yang kemudian dilanjutkan dan disempurnakan pemuda Indonesia yang melahirkan sumpah pemuda.

Pelopor Kesadaran Nasional dimasa Kolonialisme
Budi Utomo yang dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Dr. Soetomo menjadikan organisasi pergerakan nasional modern pertama yang mengubah strategi perjuangan dari fisik dan kedaerahan menjadi perjuangan melalui pendidikan dan organisasi. Tujuan awal organisasi ini adalah memajukan pendidikan dan kebudayaan bagi kaum bumiputra, khususnya di Jawa dan Madura, yang menumbuhkan kesadaran bahwa perubahan harus dimulai dari peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal ini yang menginspirasi kaum muda terpelajar untuk membentuk organisasi-organisasi pemuda lain yang bersifat kedaerahan. Contohnya adalah Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, dan sebagainya. Pada masa itu, organisasi-organisasi pemuda ini masih berfokus pada kepentingan daerah masing-masing, sehingga belum ada kekuatan yang satu untuk melawan penjajah secara serentak. Kondisi ini memunculkan keinginan untuk menyatukan semangat perjuangan dari berbagai organisasi pemuda.

Gagasan Kongres Pemuda pertama 1926 dan kedua 1928
Beberapa tokoh kunci dalam Kongres Pemuda Pertama tahun 1926 adalah Mohammad Tabrani (ketua kongres), Mohammad Yamin (tokoh Jong Sumatranen Bond), dan Paul Pinontoan (pemateri). Mereka adalah bagian dari para pemuda yang bersemangat menyuarakan persatuan. Meskipun tidak menghasilkan keputusan final, kongres ini menjadi langkah awal penting dalam menyatukan berbagai pemikiran pemuda dari latar belakang daerah yang berbeda. Kongres ini kemudian melahirkan pendirian Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) pada September 1926, sebuah wadah persatuan yang dibentuk oleh kaum terpelajar untuk mempersiapkan kongres selanjutnya. PPPI inilah yang menjadi penggagas utama Kongres Pemuda Kedua.
Kemudian, pada 27-28 Oktober 1928, diadakan Kongres Pemuda II. Dalam kongres tersebut, dihasilkan “ikrar” Sumpah Pemuda dengan tiga butir utama: satu tanah air Indonesia, satu bangsa Indonesia, dan satu bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia. Ikrar ini menandai kesepakatan nasional pertama yang mengukuhkan identitas bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan yang berjuang bersama menuju kemerdekaan.

Tokoh-tokoh utama dalam Kongres Sumpah Pemuda II ini adalah :
1. Soegondo Djojopoespito: Sebagai ketua panitia Kongres Pemuda II, ia memiliki peran sentral dalam seluruh proses yang mengarah pada lahirnya Sumpah Pemuda.
2. Mohammad Yamin: Bertindak sebagai sekretaris dalam kongres, Yamin adalah salah satu perumus teks Sumpah Pemuda dan dikenal sebagai tokoh yang mendorong penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Dan tokoh pendukungnya adalah ;
1. Djoko Marsaid: Wakil ketua panitia yang juga ketua Jong Java, ia berperan penting dalam semangat persatuan dan memastikan suara pemuda dari berbagai daerah didengar.
2. Amir Sjarifoeddin Harahap: Memberikan banyak ide-ide brilian pada saat perumusan teks Sumpah Pemuda.
3. WR Supratman: Komposer yang memainkan instrumental lagu “Indonesia Raya” pada saat Kongres dan liriknya juga ikut melengkapi Sumpah Pemuda.
Bersatunya pemuda-pemuda dari berbagai penjuru tanah air berkumpul sudah mampu melahirkan dan memikirkan bagaimana nasib masa depan Bangsa Indonesia kedepannya dan secara eksplisit menghilangkan batas-batas kedaerahan dan mempertegas identitas nasional Indonesia.

Semangat Sumpah Pemuda dalam kehidupan modern sekarang ini
Generasi muda hari ini adalah generasi yang akan menggantikan generasi muda sebelumnya, begitulah regenerasi ini terjadi secara alamiah. Dalam dunia yang penuh dengan kompetisi ini setiap generasi mempunyai tantangannya sendiri, mungkin karena adanya perubahan struktur sosial, global dan juga perkembangan teknologi yang begitu cepat. Himbauan pemerintah melalui Kemempora memakai tagline Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu bermakna ajakan bagi seluruh generasi muda Indonesia untuk aktif berkolaborasi dan bergerak bersama dari berbagai latar belakang demi membangun dan memajukan bangsa. Istilah “Bergerak” mengandung pesan bahwa semangat pemuda tidak hanya sebatas kata-kata atau simbol, tapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata seperti inovasi sosial, teknologi, dan berbagai kontribusi lain yang dapat menguatkan persatuan dan kemajuan Indonesia.

Sementara “Indonesia Bersatu” menegaskan pentingnya menjaga persatuan lintas suku, daerah, dan organisasi sebagai fondasi utama dalam menghadapi tantangan zaman yang kompleks. Tagline ini juga sejalan dengan arah pembangunan kepemudaan nasional yang menempatkan generasi muda sebagai motor penggerak perubahan menuju Indonesia yang maju, inklusif, dan berdaya saing global.

Realita saat ini banyak pemberitaan di media-media bahwa masih adanya anak-anak remaja atau anak-anak muda kita terjebak dalam kasus narkoba, perkelahian antar kelompok dan kondisi bullying yang pada saat ini masih menjadi masalah serius, dengan banyak kasus terjadi secara fisik, verbal, dan daring (cyberbullying). Belum lagi informasi kebencian dengan mudahnya disebarkan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang begitu canggih. Ditambah dengan adanya alasan dinamisasi disebuah organisasi akhirnya banyak organisasi-organisasi kepemudaan terpecah belah, pada intinya dualisme kepemimpinan dalam sebuah organisasi apapun menjadi antitesis dari nilai-nilai persatuan yang dikandung dalam Sumpah Pemuda. Konflik internal ini sering terjadi dan menunjukkan bahwa semangat persatuan yang kuat dari para pendahulu belum sepenuhnya terinternalisasi dalam dinamika organisasi kepemudaan saat ini. Belum lagi masalah kasus suap, penggelapan dana, hingga perilaku koruptif di lingkaran kaum pemuda kita. Pada umumnya disebabkan oleh lemahnya integritas atau budaya korupsi yang sudah ada, dan beban finansial politik yang mengharuskan pengembalian modal.

Semoga semangat yang diwariskan oleh generasi 1908 dan 1928 yang digaungkan para pelajar-pelajar dan pemuda-pemuda di era tersebut menjadi inspirasi yang harus direalisasikan dalam segala aspek kehidupan nyata disetiap jamannya. Jaman atau era boleh silih berganti tetapi meskipun waktu terus berjalan dan tantangan berubah, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Sumpah Pemuda harus tetap dipegang teguh oleh generasi muda. Semangat ini menjadi fondasi identitas nasional yang penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah era modern dan menghadapi peperangan bergaya hibrida. (*)

 

 

 

 

*anwi/ wi/ nf/ 281025

Views: 28

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *