SALAHUDIN JALAL TANJUNG: episode 8 _Misi Penyelamatan Ki Ageng Batman Gagal_

Posted by : wartaidaman 29/10/2025

 

WARTAIDAMAN.com   

 

 

 

Melihat Salahuddin, Jalal dan Tanjung setelah ketiganya menunjukkan kesaktiannya masing-masing, Salahuddin yang terbang tinggi ke langit dengan mengerahkan ajian Telapak Tangan Langit dan Seribu Bulan yang diberikan Abu Arang, serta Jalal dan Tanjung yang terbang dengan sepeda beroda satu sambil mengerahkan ajian Bandung Bondowoso menyusul Salahuddin.

Namun, kemudian Salahuddin diikuti Jalal dan Tanjung turun mendekati Danang, Sayidin Panotogomo yang masih pingsan, maka Ki Ageng Batman lalu mengajak Wahyudi anaknya dari Putri Biyan untuk menyelamatkan dulu keluarga istana Kerajaan Matraman Raya.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa Salahuddin, Jalal dan Tanjung setelah mendapat ilmu masing-masing dari Danang, Sayidin Panotogomo dan Abu Arang, kesaktiannya sudah sangat tinggi, sehingga disebut oleh Danang, Sayidin Panotogomo sebagai Tiga Pendekar Langit. Namun, tidak ada seorang pun di antara mereka yang tahu letak istana Kerajaan Matraman Raya. Untuk itu, Ki Ageng Batman mengambil inisiatif, mengajak Wahyudi untuk segera berangkat ke istana Kerajaan Matraman Raya. Ki Ageng Batman beranggapan, jika Wahyudi sudah pernah ke istana Kerajaan Matraman Raya, saat menemani Putri Biyan.

“Wahyudi, ayo kita segera berangkat ke istana Kerajaan Matraman Raya. Kita harus berlomba cepat dengan Adi yang akan menduduki takhta Kerajaan Matraman Raya. Biarlah Salahuddin, Jalal dan Tanjung menemani Raja Danang, Bagus Tinukur dan Abu Arang, mengingat bukan saja mereka bertiga pingsan, tetapi juga masih terluka. Keselamatan mereka bertiga perlu dijaga. Salahuddin, Jalal, dan Tanjung lebih diperlukan untuk tugas itu,” jelas Ki Ageng Batman.

“Kami ikut ke istana Matraman Raya, Ki Ageng,” kata Mbak 00 WeIBe dan Miss Kiara, kedua sitri Ki Ageng Batman itu bersamaan.

“Ya, iya dong. Kita harus dapat mendahului Adi sampai di istana Matraman Raya. Kalau kalian nggak ikut, lalu siapa yang bisa menerbangkan Perahu Surya?” tanya Ki Ageng Batman kepada Mbak 00 WeIBe dan Miss Kiara.

“Baiklah, Ayahanda. Wahyudi ikut perintah Ayahanda,” jawab Wahyudi.

“Salahuddin, Jalal, dan Tanjung, kalian telah mendengar rencanaku. Untuk itu kalian bertiga harap menjaga dan mematuhi perintah Raja Danang, Pangeran Hafiz Bagus Tinukur, dan Pendekar Langit Abu Arang, karena di samping mereka bertiga masih pingsan, mereka juga perlu mendapat perawatan serta dijaga keselamatannya, jika ada lawan yang ingin menyerang,” pesan Ki Ageng Batman, kepada Salahuddin, Jalal, dan Tanjung.

“Siap, Ayah,” jawab ketiga pendekar langit itu.

Salahuddin adalah anak Dusmin dan Ijah yang diambil sebagai anak angkat Ki Ageng Batman. Adapun Jalal dan Tanjung memang merupakan adik-adik Wahyudi, lain ibu. Jalal merupakan anak Ki Ageng Batman dari Miss Kiara, sedangkan Tanjung merupakan anak Ki Ageng Batman dari Mbak 00 WeIBe. Jalal dan Tanjung lahir hampir bersamaan, sehingga mereka seperti saudara kembar.

“Bagus, kalau kalian bertiga sudah siap, maka kami akan segera berangkat. Mis Kiara dan Mbak 00 WeIBe, ayo kita segera ke istana Matraman Raya. Wahyudi, ayo kita selamatkan ibumu, Putri Biyan,” kata Ki Ageng Batman, sambil menuju Perahu Surya yang diletakkan oleh Miss Kiara di dekat pohon di sekitar tempat pertarungan Raja Danang, Sayidin Panotogomo, Pangeran Hafiz Bagus Tinukur, dan Pendekar Langit Abu Arang. Dengan Perahu Surya itu, Ki Ageng Batman bersama rombongan akan melakukan misi penyelamatan keluarga istana Kerajaan Matraman Raya.
***

“Kanda, Bondan Kaja, ke arah mana sebaiknya kita berjalan untuk menyelamatkan diri dari serangan Adi, kalau nanti di jalan kita harus bertemu dengannya?” tanya Putri Raisa.

“Sebaiknya kita berjalan memutar ke arah Barat. Supaya dalam perjalanan kita menyelamatkan diri, tidak cepat diketahui musuh. Lagipula, kalau kita berjalan ke Timur dari Matraman Raya, maka kemungkinan besar kita akan bertemu Adi. Itu sangat berbahaya, bagi rombongan,” balas Ustaz Bondan Kaja, yang lalu memperhatikan Putri Anya yang masih terus menangis, sambil menggendong Pangeran Mustofa. Putri Raisa juga melihat kalau Putri Biyan, mantan ibu mertuanya sangat khawatir, karena kehilangan berita tentang Wahyudi, putranya dengan Ki Ageng Batman.

“Kanda, bagaimana kalau kita coba menuju kebun singkong yang digunakan untuk menghukum Adi dulu.

Walaupun arahnya ke Timur dari Matraman Raya, tetapi bisa jadi tempat itu lebih aman dan cepat dapat kita jangkau. Adi mungkin tidak akan mengira kalau kita bersembunyi di kebun itu. Lagi pula, tempat persembunyian yang paling aman, bisa jadi justru berada di sarang musuh. Bagaimana menurut Kanda?” kata Putri Raisa minta pertimbangan Ustaz Bondan Kaja suaminya.

“Bagus juga usulmu, Putri Raisa. Ayo, kita segera menuju ke sana, sebelum ada orang melihat kepergian kita dari istana Matraman Raya!” seru Ustaz Bondan Kaja.
Rombongan Putri Raisa pun akhirnya dari istana Matraman Raya, berjalan ke arah Timur menuju kebun singkong tempat dulu Adi dihukum. Putri Raisa dan rombongan berharap, Adi tidak ingin datang ke sana. Kepergian Putri Raisa bersama rombongan itu, tanpa mereka sadari membuat aksi penyelamatan Ki Ageng Batman —bersama Wahyudi dan Miss Kiara serta mBak 00 WEIBe yang terbang dengan Perahu Surya— pada Putri Raisa dan anggota keluarga Istana Kerajaan Matraman Raya, gagal.
***
J
Wahyudi yang sampai ke Istana Matraman Raya bersama ayahandanya, Ki Ageng Batman, serta Miss Kiara dan Mbak 00 WeIBe dengan Perahu Surya yang dapat terbang, mendapatkan istana Matraman Raya sudah dalam keadaan kosong.

Ki Ageng Batman bersama kedua istrinya, Mbak 00 WeIBe mengajak Wahyudi untuk menyelematkan anggota keluarga istana kerajaan Matraman Raya, karena dapat terbang dengan Perahu Surya. Perahu, yang sebelumnya merupakan perahu buatan Ki Ageng Batman untuk menghadapi banjir di Kali Gajah Wong itu, kemudian disulap oleh Miss Kiara, menjadi Perahu Surya, sepulang Miss Kiara dari Mesir. Konon di Mesir ada Perahu Surya, yang diyakini dapat membuat Raja Mesir terbang ke angkasa. Namun, Ki Ageng Batman juga mengajak Wahyudi ke istana kerajaan Matraman Raya, karena ingin menjemput istrinya Putri Biyan, ibunda Wahyudi.

Akan tetapi, Wahyudi dan rombongan itu pun, bingung. Istana kerajaan Matraman Raya terlihat sepi tanpa penghuni. Wahyudi, Ki Ageng Batman, Miss Kiara dan Mbak 00 WeIBe, sudah memasuki semua sudut istana, tetapi usaha mereka untuk menemukan penghuni istana menemui ruang kosong. Tak satu pun anggota keluarga istana yang dapat mereka jumpai.

“Bagaimana, Ayahanda? Apa yang dapat kita lakukan?” tanya Wahyudi kepada Ki Ageng Batman.

“Pulang ke Madiun, lapor kepada Danang, Sayidin Panotogomo!” seru Ki Ageng Batman, sambil menahan marah. Jauh-jauh dia datang ke istana kerajaan Matraman Raya, untuk menjemput istrinya, tetapi istana telah kosong. Ki Ageng Batman begitu khawatir dengan keselamatan Putri Biyan karena mereka sudah lama tidak bertemu, sejak Putri Biyan minta izin mau mengantar Wahyudi belajar ilmu Tauhid kepada Ustaz Bondan Kaja, sekalian menunggui kelahiran bayi dalam kandungan Putri Anya.

“Apa yang dapat kita laporkan, Ayahanda?” tanya Wahyudi lagi.

“Istana kosong … tanpa penghuni … mudah-mudahan mereka sudah melarikan diri …. Astagfirullah. Ampuni hamba-Mu ini. Selamatkan Putri Biyan istriku ….” Lemah terdengar suara Ki Ageng Batman.

“Maafkan aku terlambat datang, Putri Biyan … sungguh aku suami yang tak berharga …,” desis Ki Ageng Batman.

Melihat Ki Ageng Batman yang begitu bersedih tidak dapat menjumpai Putri Biyan istrinya, Miss Kiara langsung memeluk Ki Ageng Batman, sambil menggandengnya menuju Perahu Surya.

“Segera berangkat. Kita lapor kepada Raja Danang!” seru Miss Kiara seolah-olah memberi perintah kepada Wahyudi dan Mbak 00 WeIBe, setelah menyadari kalau misi penyelamatan Ki Ageng Batman gagal.

 

 

 

oleh: MJK, jurnalis PJMI.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

*mjkr/ wi/ nf/ 281025

Views: 23

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *